Cerita "Resiko" Bisnis Sektor Real vs Sektor Finansial (Forex)


Assalamualaikum wr wb...
Saya cuma mau cerita. Ini cuma cerita ngalor - ngidul munggah medun soal 'resiko'. Seorang 'sodara' saya yang pengusaha sukses pecel lele, yang berangkat dari jember bermodal Rp.27.000,- ke jakarta 10 thn yg lalu saat ini berhasil punya 50 cabang warung pecel lele di jabodetabek dan sering 'dolan' ketempat saya. suatu saat beliau bertanya :

PPL(Pengusaha Pecel Lele): "Nganu..pakde, mau tanya kalau mau jadi trader forex itu katanya resikonya sangat besar, 'high risk'... apa bener begitu ?

PPF(Pengusaha Pecel Forex): "Hehehehe... ndak kok mas, resikonya kecil banget !!

PPL: Lho ? yang saya denger banyak yg rugi di forex, emangnya sekecil apa resikonya ?

PPF: Nganu mas, semua investasi finansial itu resiko maksimumnya ya cuma 100% atau sebatas modal yang di investasikan, ndak bisa lebih, jadi termasuk kecil sekali dibandingkan resiko di bisnis sektor real !!

PPL: Lhadalah, 100% kan besar sekaliiii pakdhe, piye tho ??? Itu kan modal habiis..bis ??

PPF: Gini lho mas, seperti sampeyan yang usaha di sektor real, usaha warung pecel lele, setiap hari sampeyan sedang berhadapan dengan resiko maksimum yang nggak terbatas pada 100% modal, setiap sampeyan atau anak buah sampeyan menyalakan kompor untuk nggoreng lele, sampeyan sedang meresikokan 'nyawa' dan juga keselamatan pelanggan dan tetangga sampeyan, walaupun sampeyan sudah ikutan asuransi, tetep saja resiko sampeyan jaaauh lebih besar dari sekedar 100% modal sampeyan. Kalau kompor gas sampeyan meledak dan terjadi kebakaran, apa sampeyan bisa yakin dan mampu untuk membatasi kerugian hanya sebatas warung dan modal 100% sampeyan ? Apa sampeyan bisa mencegah 'api' tidak membakar pelanggan dan atau rumah tetangga sampeyan ? apa sampeyan mampu 'mengharuskan' mobil pemadam kebakaran wajib mangkal 24 jam didepan warung sampeyan ? hehehehehe.. itu baru salah satu potensi 'resiko' eksternal yg harus dihadapi pengusaha sektor real.

PPL: Weh... iya ya ? tapi kan jarang terjadi pakdhe ?

PPF: Lho iya, memang jarang terjadi, tapi selalu berpotensi setiap saat, kapanpun itu, sepanjang sampeyan masih berusaha dibisnis real 'beresiko' tersebut. Ndak ada batasan aman, tidak seperti di sektor finansial, yang pada titik tertentu terdapat batasan aman, yang dapat diperhitungkan dari awal, yaitu saat 'modal 100%' sudah kembali, maka investasi di sektor finansial sudah menjadi '0% resiko'. Disamping itu, berinvestasi di sektor finansial, sangat mudah diperhitungkan dan diproyeksikan, serta pengembangannya tidak terbatas, berbeda dengan sektor usaha real. Sekarang saya tanya, untuk buka 1 cabang pecel lele sampeyan butuh modal berapa ? dan apa bisa ditentukan dari awal kira-kira profit yg bisa dihasilkan dalam sebulan berapa ?

PPL: Wah.. untuk 1 cabang baru kira-kira butuh modal 40 juta pakdhe, kalau keuntungannya ya ndak bisa ditentukan, kan tergantung lokasi strategis, saingan, sama tenaga kerjanya juga, kan nyiapin tenaga yg trampil dan jujur ndak gampang pakdhe !!

PPF: Ok, kalau gitu saya mau invest ke sampeyan untuk 100 cabang baru, saya siapin dananya 4 milyar, kira-kira sanggup tho ? terus share profit cukup 10% saja per bulan, jadi bulan depan sampeyan transfer balik ke saya 4 milyar modal saya plus 400 juta keuntungannya, piye siap ?

PPL: Walaaah.. ya ndak sanggup pakdhe, piye tho ?? Bikin 100 cabang itu kan perlu waktu lama, lagi pula jelas saya bingung mau buka cabang dimana lagi di jabodetabek ini, dan belum tentu langsung untung di bulan pertama, ngawur ae sampeyan pakdhe, hehehehe..

PPF: Nah.. ini contoh, bahwa usaha di sektor real itu ada batasan minimal dan maksimal, serta ada jangkauan operasional efektif-nya, tidak semudah sektor finansial yang batas maksimalnya tidak ada dan tidak butuh posisi strategis, tidak butuh biaya marketing dan tidak terpengaruh kompetisi, serta tidak memerlukan 'periode persiapan' yg lama seperti usaha di sektor real, dan lagi, usaha di sektor finansial seperti 'forex' tidak punya 'base limit' artinya punya 'peluang 2 arah', tidak seperti 'sektor real' sampeyan. 'Produk pecel lele' sampeyan kalau harganya anjlok, pasti ada 'batas bawah' nya. sampeyan tidak mungkin mampu menghadapi saingan yang berani 'jual rugi' atau 'dumping' untuk mematikan usaha sampeyan, misalkan dengan menjual 1 porsi Rp.1.000,- dan saingan sampeyan punya modal sangat besar dan siap merugi dulu, supaya usaha sampeyan tutup karena ndak tahan perang harga dan kehabisan modal, piye jal ?

PPL: Waduuh.. iya juga ya, kalau pengusaha besar ada yg 'kejam' masuk ke sektor usaha kecil jelas saya bisa gulung tikar, sama kayak warung-warung kecil yang pada bangkrut karena banyak mini market dengan sistem franchise itu ya pakdhe. Weleh.. jadi mikir nih.

PPF: Lha iya itu mas, salah satu pola pikir, kenapa di luar sana banyak yang beralih ke sektor finansial..karena memang kalau dibandingkan dengan sektor real, sektor finansial itu resikonya sangat terukur dan sangat fleksibel untuk dikembangkan. Jadi bisa saya katakan sekali lagi, resiko di sektor finansial itu termasuk yang paling kecil diantara berbagai jenis usaha didunia ini, wis mudheng mas ??

PPL: Wah, ho oh. Udah mudheng sekarang. Jadi nganu pakdhe, kalau saya belajar trading forex kira-kira sampeyan mau ngajari saya tho ?? hehehe. Mau ya pakdhe ??

PPF: Lha...rak tenan. Ujung-ujungnya mesti ngono kuwi, hehehehehe.. Yo wis tuku laptop dhisik kono !! (sana..beli laptop dulu!!)

Nah begitulah..cerita ngalor-ngidul yang kepanjangan ini, semoga ada manfaatnya, kalaupun ndak ada manfaatnya, ya paling tidak sudah ikutan membaca...hahahahaha...!! Baca juga tips trading sehat dari saya supaya resiko di bisnis forex ini minimal.
Sumber

7 Responses to " Cerita "Resiko" Bisnis Sektor Real vs Sektor Finansial (Forex)"

  1. sangat informatif sekali gan, saya suka dengan deskripsinya. sekarang saya menggunakan broker octafx dengan modal relatif kecil. sesuai dengan deskripsi diatas bahwa sektor finansial mempunyai batas 100% dari modal memang benar dan sekarang saya rasakan sendiri hal ini

    ReplyDelete
  2. trading forex ialah bisnis yang sangat beresiko, akan tetapi bukan berarti hal ini kita tidak bisa berkembang karena bisa mancari peluang dengan two way opprtunity seperti juga dengan memanfaatkan berbagai mata uang yang ada di Octafx dengan baik tidak hanya dari sell saja

    ReplyDelete
  3. Untuk bisnis forex keuntungan yang ada sangat besar, namun harus ingat juga resiko yang ada. Coba gabung dengan broker gainscopefx dengan baca baca artikel tentang forex,dan juga bisa manfaatkan layanan akun demonya, dan selain itu gainscopefx ini adalah broker yang telah tersedia berbagai fasilitas yang sangat menarik dengan membuat pastinya akan nyaman dan aman dalam jalankan trading forexnya

    ReplyDelete
  4. hahaha...
    ra retiki asli utowo crito khyalan. tenan.......

    tapi makjleb.....
    iki nyong ya usaha real juga, jadi ya iso ngrasakke kabeh tenan...

    ReplyDelete
  5. HASHTAG OPTION merupakan platform trading Online berbasis di Indonesia.
    Hanya dengan Deposit 50.000 anda bisa bermain trading.
    PILIHAN TRADER #1
    - Teregulasi FCA UK
    - Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
    - Sistem Edukasi Professional
    - Trading di peralatan apa pun
    - Ada banyak alat analisis
    - Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
    - Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT

    Jika anda bingung mencari broker, anda bisa bergabung bersama kami
    Dengan modal kecil anda bisa berinvestasi dengan keuntungan hingga 80%

    Bersama Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.

    Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
    Bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......

    Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com

    ReplyDelete